Kaltimreport.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) tengah mengkaji pembangunan Rumah Sakit (RS) Tipe A di wilayah utara provinsi, tepatnya antara Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Berau. Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim yang meminta Pemprov untuk fokus dalam merealisasikan proyek strategis ini.
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan, khususnya layanan rujukan.
“Pelayanan rumah sakit di Kaltim yang kelas rujukan harus jadi salah satu fokus. Rumah sakit di Kaltim, beberapa sudah menjadi rujukan dari Indonesia Timur. Pelayanan kesehatan harus ditingkatkan,” ujar Ananda usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Kesehatan Kaltim di Samarinda.
Sementara, Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyatakan bahwa lokasi pembangunan RS Tipe A masih dalam tahap kajian, namun dipastikan akan dibangun di wilayah utara.
“Lokasi pembangunan masih dalam tahap kajian, tetapi rumah sakit tipe A akan kami bangun di wilayah utara. Sementara itu, rumah sakit tipe C juga akan dibangun di Kutai Barat sebagai rujukan,” ucap Seno Aji.
Seno menambahkan bahwa pembangunan rumah sakit baru harus diiringi dengan kesiapan tenaga medis, terutama dokter umum dan dokter spesialis. Oleh karena itu, Pemprov Kaltim menggulirkan program beasiswa penuh untuk mahasiswa kedokteran asal daerah, yang disertai dengan ikatan dinas.
“Mahasiswa asal Kutai Barat, misalnya, setelah lulus dari pendidikan kedokteran, wajib kembali dan mengabdi di kampung halamannya,” tegasnya.
Pemprov Kaltim menargetkan pembangunan satu rumah sakit dimulai tahun depan. Dalam tiga tahun ke depan, diharapkan akan berdiri enam hingga tujuh rumah sakit baru di seluruh wilayah provinsi.
“Satu akan dibangun di wilayah selatan, sisanya di wilayah utara, mulai dari Kutai Timur, Kutai Barat, hingga Berau,” kata Seno.
Menurut data Pemprov Kaltim, saat ini provinsi masih kekurangan sekitar 1.420 dokter dan 1.000 tenaga kesehatan lainnya. Untuk mengatasi hal ini, Pemprov juga menggandeng sejumlah universitas besar seperti UGM, UI, dan UNS, serta memperkuat pendidikan kedokteran di dalam provinsi melalui Universitas Mulawarman (Unmul) dan Universitas Balikpapan (Uniba).
Seno Aji menegaskan bahwa Balikpapan belum menjadi prioritas pembangunan rumah sakit baru karena kota ini sudah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai.
“Fokus kami adalah daerah-daerah yang sangat kekurangan fasilitas kesehatan, seperti wilayah perbatasan dan pedalaman,” tambahnya.
Disisi lain, Anggota DPRD Kaltim dari daerah pemilihan (Dapil) 6, yang mencakup Bontang, Kutai Timur, dan Berau, Syarifatul Syadiah, menyatakan bahwa program BPJS Kesehatan gratis serta pembangunan rumah sakit baru adalah dua langkah utama yang diambil pemerintah.
“Setiap tahun, sekitar Rp13,5 miliar dialokasikan untuk membiayai iuran BPJS Kesehatan bagi warga kurang mampu di Berau,” ungkapnya.
Syarifatul juga mengingatkan bahwa pembangunan rumah sakit harus diiringi dengan peningkatan kualitas alat dan sumber daya manusia.
“Fasilitas kesehatan yang lebih memadai ini akan dilengkapi dengan teknologi modern, sehingga masyarakat tidak perlu lagi dirujuk ke kota-kota besar untuk perawatan yang lebih kompleks,” ujarnya.
Dengan adanya dukungan dari DPRD Kaltim dan langkah strategis dari Pemprov, diharapkan pembangunan RS Tipe A di Kutai Timur atau Berau dapat segera terealisasi, sehingga masyarakat di wilayah utara Kaltim mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik dan merata.