Jalan Kubar-Mahulu Kian Terpuruk, DPRD Kaltim Tagih Komitmen Pemerintah

Kaltimreport.com – Kerusakan parah pada jalur penghubung antara Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu) kembali memicu reaksi keras dari anggota DPRD Kalimantan Timur. Legislator dari daerah pemilihan Kubar–Mahulu, Abdul Rahman Agus, secara terbuka meminta Pemerintah Provinsi Kaltim segera menepati janji mereka untuk memperbaiki jalan vital tersebut yang selama ini dikeluhkan masyarakat.

Jalur yang membentang dari Tering hingga ke Simpang PT RTC di Kampung Mamahak Teboq, Long Hubung, disebut-sebut masih berstatus “non-status”, namun sebagian ruas telah disepakati menjadi tanggung jawab Pemprov Kaltim. Sementara sisa jalur hingga ke wilayah Long Melaham dan Long Bagun ditangani oleh pemerintah pusat melalui dana APBN.

“Warga sudah terlalu lama menunggu. Perjalanan antardaerah terasa seperti menyusuri medan bencana,” ungkap Abdul Rahman dengan nada kecewa, Selasa (13/5/2025).

Menurutnya, akses jalan yang rusak berat, berlumpur, dan bahkan kerap putus total, telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Mahulu. Tak hanya mempersulit mobilitas, kondisi ini juga berdampak langsung pada ekonomi dan pelayanan publik di wilayah perbatasan tersebut.

Sebagai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN), Abdul Rahman menyampaikan bahwa berbagai aspirasi warga sudah berkali-kali ia bawa langsung ke hadapan Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud. Ia menuturkan, jauh sebelum resmi menjabat, Rudy telah meninjau langsung medan jalan di Mahulu dan saat itu menyatakan komitmen mempercepat pembangunan.

“Beliau sudah melihat langsung kondisinya. Waktu itu Pak Gubernur menyampaikan keseriusannya untuk membenahi akses jalan ini,” jelasnya.

Namun hingga kini, menurut Abdul Rahman, belum ada progres signifikan yang terlihat di lapangan. Ia menekankan bahwa komitmen tidak boleh hanya sebatas pernyataan, melainkan harus diikuti dengan tindakan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kita tidak bisa hanya menunggu. Mahulu tidak bisa terus-menerus terisolasi. Tahun ini, kita dorong keras agar janji itu benar-benar diwujudkan,” tegasnya.

Kondisi jalan yang sudah buruk semakin diperparah oleh bencana longsor yang terjadi di kawasan Kenalung, Kampung Mamahak Besar. Bencana ini memutus total jalur utama, menghambat akses keluar masuk barang dan manusia, serta menambah tekanan terhadap kebutuhan infrastruktur dasar yang selama ini terbengkalai.

Menanggapi kondisi ini, Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun, juga menyuarakan kegelisahan masyarakat. Ia mengakui bahwa meskipun ada beberapa titik yang telah diperbaiki, namun sebagian besar ruas jalan masih dalam kondisi rusak parah dan tak layak dilalui.

“Kami sangat berharap bagian jalan yang masih berlumpur bisa segera mendapat perhatian. Masyarakat kami hanya ingin akses yang layak,” ujar Yohanes penuh harap.

Di usia Mahulu yang telah menginjak 11 tahun, keterbatasan akses jalan seolah menegaskan bahwa masih ada kesenjangan pembangunan yang perlu segera dijembatani. Para pemangku kebijakan di daerah berharap, 2025 bisa menjadi titik balik bagi terwujudnya konektivitas yang lebih baik di kawasan perbatasan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *