Kaltimreport.com – Tradisi acara perpisahan sekolah sering kali menjadi momen berkesan bagi siswa yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul polemik terkait biaya penyelenggaraan acara yang dinilai semakin tinggi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah perpisahan yang digelar di hotel dengan biaya yang harus ditanggung oleh siswa.
Hal ini menimbulkan keberatan dari orang tua yang merasa terbebani dengan iuran yang mencapai ratusan ribu rupiah.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menekankan perlunya evaluasi terhadap urgensi penyelenggaraan acara tersebut.
“Urgensinya harus dilihat, apakah memang penting?” kata Ismail.
Ia mempertanyakan apakah sekolah negeri perlu mengadakan perpisahan di hotel dengan membebankan biaya kepada siswa.
Menurutnya, acara tersebut sebaiknya diselenggarakan secara sederhana dan tidak memberatkan orang tua. Ismail menyarankan agar sekolah memanfaatkan fasilitas yang sudah ada.
“Kalau ada aula, maksimalkan saja,” ujarnya.
Jika tidak tersedia aula, ia menyebutkan bahwa lapangan sekolah bisa menjadi alternatif lokasi acara. Ia juga menyoroti bahwa perpisahan sekolah sering kali bersifat seremonial tanpa dampak langsung pada peningkatan akademik siswa.
“Jangan sampai hanya sekadar seremoni,” katanya.
Ia berharap sekolah dapat lebih bijak dalam merancang acara perpisahan agar tidak menjadi beban bagi siswa dan orang tua.
