Kaltimreport.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya melakukan pemerataan pembangunan termasuk dalam hal penganggaran yang dibagi kepada 10 kabupaten/kota. Salah satu daerah yang mendapat perhatian khusus adalah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), daerah yang tergolong muda di Kaltim namun punya potensi besar untuk berkembang.
Anggota DPRD Kaltim Jahidin, menyampaikan bahwa meski Mahulu merupakan kabupaten baru, daerah ini tidak bisa dianggap tertinggal. Ia justru mengapresiasi semangat pembangunan yang mulai tumbuh di Mahulu. Ujarnya
Isu infrastruktur menjadi sorotan utama, terutama terkait bandara yang hingga kini masih belum memiliki kejelasan pembangunan yang tuntas.
“Infrastruktur kebetulan dari Mahulu, kemarin malam salah satu pimpinan DPRD menyuarakan tentang lapangan terbang atau bandara. Dan itu sama juga yang disampaikan Forum Mahakam Ulu,” ungkapnya dalam rapat.
Masalah lain yang diangkat adalah keterbatasan akses dan sarana transportasi seperti jembatan yang dinilai masih jauh dari kata layak.
Jahidin menekankan bahwa alokasi kursi DPRD dari Mahulu sebanyak tiga kursi harus menjadi representasi perjuangan atas ketertinggalan infrastruktur.
“Masalahnya ini kita akan benahi pelan-pelan dan dari Mahakam Ulu alokasi kursi tiga termasuk juga jembatan yang sampai hari ini belum tuntas,” katanya.
Mahulu juga pernah mengalami insiden yang menggugah rasa nasionalisme, yaitu pengibaran bendera asing akibat keterpencilan wilayah tersebut.
“Permasalahan anggaran kita tidak hanya untuk satu kabupaten, tapi bagaimanapun Mahakam Ulu adalah bagian dari kita. Pernah di Mahulu berkibar bendera Malaysia,” ucap Jahidin prihatin.
Untuk itu, regulasi baru mewajibkan seluruh perusahaan di Kalimantan Timur untuk ikut bertanggung jawab dalam menyambung listrik ke masyarakat. Dan itu pertimbangan kita dan PLN kita libatkan dalam pansus,” terang Jahidin.