Andi Saharuddin Serap Aspirasi Warga di Samarinda Seberang

ADVERTORIAL27 Dilihat

Kaltimreport.com – Selepas hujan reda, halaman rumah di Jalan Daeng Mangkona, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, mulai ramai dipadati warga pada Rabu malam. Kehadiran mereka tak hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga membawa berbagai harapan dan keluhan dalam agenda reses anggota DPRD Kota Samarinda, Andi Saharuddin.

Puluhan tokoh masyarakat, pemuda, dan para ketua RT berkumpul dalam suasana diskusi yang santai namun serius. Reses ini menjadi forum krusial bagi warga untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Samarinda Seberang tersebut.

Bagi Andi Saharuddin, reses bukan sekadar kewajiban tahunan yang terjadwal. Di hadapan warga, ia menegaskan bahwa kegiatan ini adalah jembatan konkret antara aspirasi rakyat dan proses legislasi. “Reses ini bukan hanya agenda rutin, tapi juga kesempatan bagi kami untuk menyerap apa yang menjadi kebutuhan warga di lapangan,” ujar Andi.

Politikus Partai Golkar yang juga menjabat Ketua Fraksi di DPRD Kota Samarinda ini menyatakan bahwa masukan dari warga akan menjadi bagian penting dalam pembahasan anggaran serta penyusunan kebijakan yang relevan.

Saat sesi dialog dibuka, warga tak ragu menyampaikan keluhan. Sebagian besar permasalahan yang diungkapkan adalah isu klasik yang tak kunjung tuntas. Seorang warga mengeluhkan saluran drainase di lingkungan mereka yang sering tersumbat, menyebabkan genangan air saat hujan deras.

“Air tak mengalir ke mana-mana, akhirnya masuk rumah,” tutur seorang ketua RT.

Masalah penerangan jalan juga menjadi sorotan. Banyak titik yang masih gelap gulita pada malam hari, menimbulkan rasa tidak aman, terutama bagi anak-anak dan perempuan. Keluhan lain datang dari kelompok pemuda yang berharap adanya ruang publik atau balai pertemuan yang layak untuk kegiatan sosial dan keagamaan.

“Kami butuh tempat berkumpul yang tidak harus menumpang di halaman orang,” kata seorang pemuda setempat.

Menanggapi beragam aspirasi tersebut, Andi Saharuddin memastikan bahwa ia tidak akan berhenti pada pencatatan saja. Ia berkomitmen untuk membawa suara warga ke rapat-rapat komisi dan mengkoordinasikannya dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait.

“Saya akan kawal langsung ke dinas terkait. Drainase, lampu jalan, ruang publik, semua itu kebutuhan dasar yang tak bisa ditunda,” tegas Andi.

Ia juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi proses pembangunan. Menurutnya, partisipasi warga tak hanya saat menyampaikan aspirasi, tetapi juga harus berlanjut dalam pengawalan dan evaluasi.

Pendidikan Politik Lewat Dialog Warga

Di balik sesi tanya jawab yang berlangsung hampir dua jam itu, terselip tujuan penting yang kerap terlupakan, yakni pendidikan politik warga. Melalui forum reses ini, Andi berharap masyarakat bisa lebih memahami peran DPRD, bukan sebagai pelayan program, tetapi sebagai pembuat kebijakan dan pengawas eksekutif.

“Masyarakat perlu tahu bahwa kami bekerja melalui sistem. Tidak semua bisa langsung dijawab dengan program instan, tapi dengan proses politik yang akuntabel,” jelasnya. Ia juga menekankan bahwa kesadaran politik warga merupakan modal utama dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan responsif.

Sebagai Ketua Fraksi Golkar, Andi menegaskan bahwa partainya tetap memprioritaskan agenda pro-rakyat, terutama di kawasan padat seperti Samarinda Seberang yang masih tertinggal dalam sejumlah aspek pembangunan.

“Kami tidak ingin warga hanya jadi objek pembangunan. Suara mereka harus menjadi arah kebijakan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa DPRD Kota Samarinda akan terus membuka ruang-ruang dialog semacam ini, tidak hanya saat masa reses, tetapi juga melalui kanal aspirasi digital dan posko pengaduan.

Aspirasi Rakyat di Tengah Padatnya Permukiman

Samarinda Seberang dikenal sebagai kawasan tua dengan permukiman padat yang tumbuh di tengah keterbatasan infrastruktur. Masalah drainase dan penerangan bukanlah hal baru, namun keluhan warga tetap aktual karena solusinya belum terasa.

Dalam suasana santai setelah acara, warga sempat berdiskusi mengenai kemungkinan penataan lingkungan berbasis komunitas. Beberapa mengusulkan kerja bakti rutin, sembari berharap pemerintah kota turut campur tangan lebih serius.

“Kalau kita cuma andalkan APBD, lama. Tapi kalau ada sinergi warga dan pemerintah, bisa lebih cepat,” ujar seorang tokoh pemuda usai acara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *