Kaltimreport.com – Peningkatan kasus HIV di dua kota terbesar Kalimantan Timur, Samarinda dan Balikpapan, kembali menjadi perhatian serius. Dalam dua tahun terakhir, grafik kasus menunjukkan tren naik yang membuat masyarakat resah, terutama terkait dampaknya terhadap generasi muda dan tekanan terhadap layanan kesehatan daerah.
Situasi tersebut dinilai membutuhkan langkah cepat dan terukur dari pemerintah untuk memperkuat edukasi serta mencegah meluasnya penularan.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin, menegaskan bahwa kenaikan kasus ini bukan lagi sekadar wacana, melainkan persoalan nyata yang harus segera ditangani.
“Kita miris melihat peningkatan HIV yang kini benar-benar terjadi di depan mata. Penyebarannya di Kaltim cukup tinggi dan ini harus menjadi alarm bagi semua pihak,” ujarnya.
Fuad menilai edukasi publik harus diperkuat dan disampaikan dengan pendekatan yang lebih efektif. Menurutnya, pemahaman masyarakat mengenai cara penularan masih minim sehingga risiko penyebaran semakin besar.
“Sosialisasi sudah dilakukan sejak lama, tetapi intensitasnya perlu ditambah. Informasi yang diterima masyarakat masih terbatas dan itu harus diperbaiki,” jelasnya.
Ia juga menyoroti keresahan orang tua terhadap pergaulan anak-anak dan tingginya perilaku berisiko yang dapat mempercepat penularan HIV. Karena itu, DPRD meminta seluruh pihak terkait untuk meningkatkan upaya deteksi dan skrining.
“Kami meminta Dinas Kesehatan, KKI, dan seluruh instansi terkait memperluas pemeriksaan dini. Ini bukan hanya tentang data, tetapi tentang masa depan masyarakat Kaltim,” tegas Fuad.
Ia berharap sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga kesehatan dapat segera meredam laju peningkatan kasus HIV serta memberikan rasa aman bagi warga.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah langkah cepat, edukasi yang menyentuh masyarakat, dan tindakan nyata di lapangan. Jangan sampai kekhawatiran masyarakat makin besar tanpa ada solusi,” tutupnya.














