Kaltimreport.com – Program bantuan sosial kerap diperdebatkan, terutama soal efektivitasnya dibanding solusi jangka panjang. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pun menuai kritik karena dinilai tidak menyentuh akar masalah, yakni rendahnya daya beli masyarakat.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, menekankan bahwa peningkatan pendapatan lebih penting agar warga dapat memenuhi kebutuhan gizi secara mandiri.
“Kalau pendapatan dinaikan, otomatis masyarakat juga mau kasih makanan bergizi ke anaknya, ini terhalang ekonomi,” ungkapnya.
Ia menganggap pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan peningkatan ekonomi masyarakat ketimbang membuat program yang bisa jadi hanya bertahan satu atau dua tahun sebelum akhirnya mangkrak.
“Walaupun tidak dikasih makan gratis, otomatis mereka tahu harus memberikan makanan bergizi, jika ekonominya cukup,” tegasnya.
Anhar menekankan bahwa masyarakat tidak perlu diajari bagaimana memberikan makanan sehat untuk anak mereka. Masalah utama bukan soal pemahaman, melainkan daya beli yang terbatas akibat rendahnya pendapatan dan tingginya angka pengangguran.
“Pendapatan paling penting ditingkatkan, pemerintah kita mungkin masyarakat dianggap gak mengerti, padahal terkendala ekonomi,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah lebih fokus pada kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi di daerah terpencil, dan penciptaan lapangan kerja.
Jika ekonomi masyarakat membaik, mereka dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada program bantuan yang sifatnya sementara.
“Artinya perlu ada peningkatan ekonomi, pendapatan masyarakat, dan investasi di daerah terpencil, serta mengurangi tingkat pengangguran,” pungkasnya.