Kaltimreport.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mengajak generasi muda terutama kalangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri secara serius menghadapi tantangan masa depan yang kian kompleks di tengah arus globalisasi dan percepatan teknologi digital.
Dalam sebuah dialog bersama mahasiswa di Samarinda, Sapto menekankan bahwa pemuda harus lebih dari sekadar pengikut tren. Mereka perlu menjadi pelaku perubahan yang adaptif, inovatif, dan visioner.
“Era sekarang menuntut kita berpikir jauh ke depan. Jangan hanya ikut arus, tapi jadi aktor yang menciptakan arus perubahan,” kata Sapto, Jumat (9/5/2025).
Ia menambahkan bahwa tantangan mahasiswa masa kini tak lagi hanya seputar nilai akademik, namun lebih luas—menyangkut kesiapan bersaing secara global setelah menyelesaikan pendidikan.
“Dunia kerja menuntut lebih dari sekadar ijazah. Penguasaan teori harus dibarengi dengan keterampilan praktis, termasuk soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah,” jelasnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian Sapto adalah pentingnya penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Mandarin. Ia menyebut bahasa sebagai alat strategis dalam menghadapi dominasi ekonomi negara-negara besar di Asia dan dunia.
“Di tengah persaingan global, mereka yang bisa berkomunikasi dalam lebih dari satu bahasa akan punya keunggulan lebih. Bahasa Mandarin adalah investasi strategis bagi generasi muda,” ungkapnya.
Tak kalah penting, Sapto juga menyoroti rendahnya minat baca di kalangan pemuda. Ia menyebut literasi sebagai fondasi berpikir kritis yang krusial dalam membentuk generasi produktif dan inovatif.
“Kalau kita ingin maju, budaya membaca harus jadi kebiasaan. Bukan hanya membaca, tapi juga menganalisis, menulis, dan menciptakan gagasan. Kita butuh lebih banyak produsen ilmu, bukan sekadar konsumen informasi,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Sapto mengajak mahasiswa untuk tidak ragu terlibat dalam pembangunan, baik di tingkat lokal maupun global.
“Pemuda Indonesia harus berani ambil bagian. Dunia sedang berubah cepat, dan kita tidak boleh tertinggal. Jadilah agen perubahan, bukan penonton,” pungkasnya.