Kaltimreport.com – Balikpapan, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur DR. H. Yusuf Mustafa, SH. MH kembali menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan atau empat konsensus kebangsaan.
Sosialisasi wawasan kebangsaan yang digelar di kecamatan Balikpapan Timur tersebut di mulai pada pukul : 14.00 Wita dan menghadirkan dua orang sebagai narasumber, yaitu Ir. Nurdin Ismail dan Drs. Sutarno Serta Muhammad Sarwani Abdan Selaku moderator, Sabtu (6/4/2024).
Acara kegiatan sosialisasi di hadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, perwakilan LPM, karang taruna dan beberapa ketua RT setempat.
Mengawali penyampaiannya, Yusuf Mustafa membeberkan bahwa, sosialisasi wawasan kebangsaan adalah kewajiban dan tanggung jawab kedewanan harus di jalankan agar supaya kami langsung bertemu dengan masyarakat Kaltim, khususnya masyarakat kota balikpapan.
Wawasan kebangsaan atau Empat pilar kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan landasan yang kokoh dalam menjaga persatuan, kesatuan, dan keberagaman bangsa Indonesia. Keempat pilar ini harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar negara ini tetap kokoh dan berjaya.
Dengan memegang teguh nilai-nilai kebangsaan ini, Indonesia dapat terus maju dan berkembang sebagai negara yang adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat.
“Sebagai anggota DPRD, kami wajib turun ke lapangan dan melaksanakan empat konsensus nilai luhur berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Legislator Golkar yang kembali terpilih di daerah pemilihan 2 (dapil 2) Kota Balikpapan tersebut, melanjutkan. Sebagai rakyat Indonesia, kita patut berbangga dengan keberagaman ras, suku, dan budaya yang terdapat di negara kita. Tidak tanggung-tanggung, negara kita memiliki beragam kelompok etnis alias suku bangsa. Sudah sepantasnya kita selalu menjaga kebersamaan di tengah keberagaman ini.
“Hidup selalu berdampingan tampa harus membeda-bedakan suku, agama, golongan, adat dan budaya. hidup harmoni adalah impian semua terutama kita yang berada disini,” Sambungnya.
Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama yang bisa memicu diskriminatif. Sikap toleransi perlu disiapkan sedini mungkin, untuk menjaga perbedaan yang ada di masyarakat, Nilai-nilai toleransi ini menjadi bekal, untuk menghargai perbedaan dan pendapat sesama warga negara.
Bingkai persatuan dan kesatuan Republik Indonesia akan terjaga dengan rapi dan indah dengan di bungkus empat pilar kebangsaan.