Kutim Perluas Pengawasan Bapokting, Material Konstruksi Kini Masuk Daftar Prioritas Daerah

ADVERTORIAL288 Dilihat

KALTIMREPORT.COM, SANGATTA — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mulai mengubah pendekatan dalam menjaga stabilitas pembangunan daerah dengan memasukkan material konstruksi, seperti semen dan pasir, sebagai komoditas yang wajib diawasi ketat. Pergeseran ini dilakukan setelah pemerintah melihat langsung bagaimana keterlambatan pasokan dan lonjakan harga material mampu menghambat proyek pembangunan, termasuk fasilitas publik.

Disperindag Kutim menilai, selama ini pengendalian bapokting selalu terfokus pada pangan. Padahal, kebutuhan material konstruksi semakin meningkat sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur. Karena itu, pengawasan distribusi dan stok kini diperluas ke sektor nonpangan.

Pejabat Fungsional Pengawas Perdagangan Ahli Muda, Achmad Dony Erviady, menjelaskan bahwa stabilitas pasokan semen dan pasir menjadi syarat penting agar pembangunan tidak tersendat.

“Kalau suplai semen terganggu, dampaknya langsung terasa. Banyak pekerjaan lapangan terhenti dan biaya lain ikut terkoreksi,” ucapnya.

Menurut Dony, Kutim bukan produsen semen sehingga seluruh kebutuhan masih bergantung pada pasokan luar daerah. Proses distribusi dari Bontang, Samarinda, dan Surabaya membuat pemerintah harus memastikan rantai distribusi berjalan lancar.

“Cuaca, kapal terlambat, atau antrean bongkar muat saja sudah bisa memicu gangguan harga di pasar,” katanya.

Untuk mencegah kelangkaan, Disperindag memperkuat monitoring stok di gudang distributor dan memastikan tidak ada penahanan barang oleh pedagang. Rapid check menjadi metode baru agar pihak dinas dapat turun lebih cepat ketika ada indikasi permainan pasar. Langkah ini juga didukung dengan koordinasi lintas instansi agar pasokan material konstruksi tetap terjaga.

Dony menegaskan bahwa perubahan pendekatan pengawasan ini penting untuk menjawab kebutuhan daerah yang sedang berkembang pesat.

“Kami adaptif terhadap kondisi di lapangan. Kutim bertumbuh dan material konstruksi sekarang sama pentingnya dengan pangan karena berdampak langsung pada layanan publik,” tuturnya. (ADV/Diskominfo Kutim/—)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *