Kaltimreport.com – Kaltim, Pilkada Serentak yang akan di laksanakan pada bulan November 2024, menjadi sorotan pengamat dan akademisi.
Akhir – Akhir ini perbincangan publik khalayak ramai terkait dengan pilkada terkhusus hal rekomendasi partai dan tidak terkecuali pilkada Kota Bontang. Yang dimana salah satu partai Pengusung Walikota pada tahun 2019 yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Santer hari ini muncul dua figur Basri Rase dan Sutomo Jabir.
Kemunculan dua figur dari satu partai tersebut menjadi perbincangan hangat di publik, terutama di kalangan pengamat politik Kaltim.
Pengamat politik Kaltim, dari Universitas Mulawarman. Budiman, S.IP, M, SI mengatakan, Bahwa. kenapa di PKB khususnya di Pilkada Bontang muncul dua figur padahal Basri Rase itu adalah walikota sekaligus Ketua DPC PKB kota Bontang.
Mungkin pada pemilu 2024 kemarin Korelasi suara antara DPRD kota dengan Suara DPRD provinsi dan DPR RI kurang signifikan padahal Basri Rase adalah kepala daerah saat ni.
“Kita Bisa lihat di setiap daerah, rata – rata pemegang mandat eksekutif pasti korelasi suara dan perolehan kursi hampir merata, Contoh Kutim, bupati nya dari PKS. bisa mendapatkan hasil yang maksimal, begitupun wakil bupati yang dari Golkar, bisa mengirim dua orang untuk DPRD provinsi” katanya.
“Di kabupaten/kota lain juga kita bisa melihat, siapa eksekutifnya pasti korelasi dengan suara partai, misalnya di Paser bagaimana PKB sangat spektakuler, menyumbang suara untuk DPR RI hampir 43 ribu, Samarinda untuk suara partai Gerindra, Kukar untuk suara partai PDIP, kalau Balikpapan gk usah kita pertanyakan lagi sumbangsih suara untuk Golkar,” Sambungnya.
Kemunculan figur Sutomo Jabir yang merupakan pengurus DPW PKB Kaltim memunculkan persepsi publik, bahwa hal tersebut adalah suatu pembelajaran atau punishmen bagi pengurus DPC PKB Bontang terutama Basri Rase sebagai pimpinan partai.
Mungkin dalam proses Kinerja dan komitmen Basri Rase sebagai pimpinan partai kurang signifikan dalam hal – hal tertentu, sehingga menurut wilayah perlu penguatan dan pendewasaan dalam berpartai, yaitu komunikasi dan kompromi.
Walaupun, ada langkah cerdas yang di ambil oleh Basri Rase apabila dia tidak di dukung oleh PKB wilayah. Dia sudah menyiapkan alternatif lain yaitu langsung daftar ke DPP PKB atau Lewat jalur independen.
Tapi kalau mendaftar langsung ke DPP PKB sangat kecil kemungkinan mendapatkan rekomendasi, mengingat kedekatan Syafruddin (Udin) dan cak Imin sangat akrab sekali.
“Munculnya Sutomo Jabir sebagai figur di Pilkada kota Bontang yang notabene adalah pengurus wilayah memunculkan spekulasi publik, mungkin ini adalah bentuk pembelajaran bagi DPC PKB Kota Bontang, politik itu dinamis kuncinya adalah komunikasi dan kompromi, mungkin hal ini yang kurang yang lakukan oleh Basri Rase Terhadap Wilayah.,” Bebernya.
Manuver yang di lakukan oleh Sutomo Jabir dalam menghadapi pilkada di kota Bontang tidak boleh di pandang sebelah mata, pengambilan formulir pendaftaran di beberapa partai termasuk partai Golkar adalah bentuk keseriusan dia untuk berlaga di arena kontestasi pilkada.
“Langkah Sutomo Jabir untuk maju di Pilkada kota Bontang adalah bentuk keyakinan dia untuk di usung oleh partainya dan pengambilan formulir pendaftaran di beberapa partai adalah bentuk keseriusan dia untuk ikut bertarung,” Tutupnya.